Antisipasi Kasus Engeline, Ratusan Anak Bali Dilatih Anti Kekerasan

Minggu, 28 Juni 2015, 08:20 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Beritabali.com, Gianyar. Kematian tragis bocah Engeline (8) yang menjadi korban kekerasan dan ditemukan tewas terkubur di halaman belakang rumahnya, menyadarkan banyak pihak untuk memberikan pembekalan bagi anak-anak tentang pertahanan diri untuk menghindari aksi kekerasan.
 
Pelatihan bertajuk "Self Safety Workshop" dilaksanakan oleh Yayasan Ant Charity dan didukung apotikpintar.com serta bekerjasama dengan komunitas AMAN Jogjakarta ini, digelar di sebuah aula di Desa Tojan, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu.
 
Pelatihan gratis ini diikuti sebanyak 200-an anak dari keluarga kurang mampu di daerah Gianyar dan Sanur Denpasar. Salah satu pelatihan yang diberikan kepada ratusan anak kali ini tentang berbagai cara menjaga diri sendiri dari tindak kekerasan maupun kejahatan.
 
"Dengan pelatihan ini saya merasa mendapat manfaat agar terhindar dari tindak kekerasan maupun kejahatan disekitar kita seperti yang menimpa Engeline," ucap salah satu peserta bernama I Kadek Guntur, Sabtu (27/6/2015).
 
"Iya saya senang sekali mendapat pelatihan diri untuk menyelamatkan diri dari hal-hal yang tidak kita inginkan seperti kasus yang menimpa Engeline. Pelatihan ini membuat saya semakin percaya diri dan mengetahui hak aman dan cara melindungi diri," imbuh Desak Made Desi, salah satu peserta lainnya.
 
Sementara, Agustin Ramli pendiri Yayasan Ant Charity di sela pelatihan mengaku pihaknya bersama para pendidik mengajari anak-anak untuk mengenali tubuh diri sendiri, mana yang tidak boleh dilihat, disentuh difoto oleh siapapun karena hal itu menyangkut milik pribadi.
 
Menurut Agustin, setiap anak punya hak asasi dan berhak aman serta bahagia. Dan untuk menjaga hak aman dan bahagia, ia berharap setiap anak harus mencintai dan menjaga diri sendiri dengan mengekspresikan diri yang positif.
 
"Bagian tubuh tertentu harus dijaga, tidak boleh disentuh, dilihat maupun difoto atau diabadikan karena hal itu berbahaya buat diri sendiri. Kami juga berikan pengenalan jenis kekerasan seperti kekerasan emosional, psikologis, spiritual, seksual hingga kekerasan fisik," ungkap Agustin.
 
Dengan mengenali jenis kekerasan seperti kekerasan verbal, Agustin berharap anak-anak tidak melakukan penghinaan atau beragai kekerasan lainnya kepada orang lain, mengingat semua itu ada dampak atau konsekuensinya.
 
 
"Kekerasan spiritual dengan menghina dan mengejek agama lain itu juga tidak boleh. Pelecehan seksual itu terjadi saat kita lengah. Makanya kita harus percaya diri. Sikap waspada terhadap orang lain sangat penting," tegasnya.
 
Ia menuturkan poin penting yang diberikan pada anak-anak adalah dengan cara melindungi diri. Dimulai dari cara berjalan hingga mencegah dan melawan orang yang akan melakukan tindak kekerasan. Untuk menjaga hak aman, setiap anak wajib melindungi diri dengan berjalan dengan postur tubuh yang tegap.
 
"Berkaca dari kasus Engeline bahwa anak-anak sangat rentan dari tindak kekerasan orang-orang di sekitarnya, sehingga mereka harus mengetahui bagaimana cara melindungi diri," tuturnya.
 
Diakhir pelatihan, mereka melakukan doa bersama untuk kematian Engeline agar arwahnya diterima di sisi Nya. Kegiatan serupa akan dilakukan dengan anak-anak yang dibina Ant Charity di daerah lainnya seperti Jakarta, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya di Tanah Air. [bbn/dws]
logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami