Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Sawah Longsor, Saluran Irigasi Mampet

Beritabali.com, Negara

Jumat, 25 September 2009, 07:22 WITA Follow
Beritabali.com

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Setelah proyek senderan sisi sungai ambrol dihajar banjir bandang, guyuran hujan yang terjadi di Jembrana beberapa hari belakangan ini juga membuat sejumlah sawah di Subak Pangkung Jajung, Berambang, Negara longsor.


Celakanya, longsoran sawah tersebut juga menimbun saluran irigasi sehingga terancam tidak bisa mengairi sejumlah sawah saat musim tanam yang tiba sebentar lagi.

Dari informasi yang dihimpun, Jumat (24/9), longsornya sawah tersebut berawal dari guyuran hujan deras yang terjadi beberapa hari belakangan ini.

Hujan itu membuat air pada saluran irigasi tersebut meluber ke sawah warga lantaran pintu airnya tertutup. Akibatnya, tanggul jebol dan airnya menghantam pesawahan sehingga terjadilah longsor.

Kondisi ini membuat seorang warga subak, I Ketut Wandra melayangkan protes tertulis kepada Kelian Subak Pangkung Jajung, Ketut Mandra. Wandra menilai Mandra telah lalai dalam menyikapi musim hujan tersebut lantaran tidak membuka pintu air saat hujan deras itu.

Padahal, sejumlah warga telah menginformasikan kepada kelian subak agar pintu air di saluran irigasi tersebut agar dibuka. Surat protes ini juga ditembuskan perbekel setempat, Bupati Jembrana, Dinas PU Jembrana, DPRD Jembrana.



Dalam suratnya itu, Wandra berharap agar pihak-pihak ini menindak tegas atas kelalaian Mandra. “Kalau saja pintu airnya dibuka tentu sawah kami tidak sampai rusak seperti ini,” terang Wandra Jumat (25/9).

Sementara itu Mandra ketika dikonfirmasi Jumat (25/9) membantah kalau pihaknya dikatakan melakukan kesengajaan membiarkan pintu dalam kondisi tertutup.



Menurut Mandra, dirinya tidak menduga kalau hujan datang selebat itu yang menyebabkan air meluap hingga menjebolkan tanggul.

Selain itu kata Mandra, di balik pintu air itu juga masih terdapat proyek lanjutan irigasi yang bila dibuka dikhawatirkan akan menyebabkan proyek tersebut berantakan.

“Kejadian itu murni disebabkan oleh alam dan bukan karena kesengajaan . Tidak ada yang menyangka kalau hujan akan terus terusan dan lebat seperti itu,” terangnya.


Untuk memperbaiki kerusakan saluran irigasi tersebut Mandra mengaku akan mengerahkan 40 krama subak secara gotong royong. “Kami juga sudah melaporkan kejadian ini secara lisan kepada Dinas PU,” katanya. (dey)

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami