Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Warga Protes, Proyek Irigasi Amburadul

Dauh Waru

Jumat, 17 Oktober 2008, 16:06 WITA Follow
Beritabali.com

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Proyek irigasi di Subak Tegal Lantang, Sawe Rangsasa, Dauh Waru, Jembrana yang bersumber dari dana propinsi amburadul. Selain kualitasnya sangat buruk, juga pengerjaannya macet hingga sekarang. Hal tersebut diduga karena semen untuk proyek tersebut dijual untuk menambah keuntungan pemborong.

Wakil Kelian Subak Tegalantang, Dewa Komang Pariana, Jumat (17/10) mengatakan proyek ini erawal ketika sejak 12 tahun lalu, subak Tegalantang mengalami kesulitan air untuk menanam padi sehingga ketika ada proyek irigasi turun di subaknya, pihaknya merasa senang. "Proyek tersebut mulai dikerjakan sejak 4 bulan lalu," ujarnya.



Namun kebahagiaan tersebut berlangsung hanya sekejap lantaran saat melihat kualitas campuran semen dan pasir untuk senderan jaringan irigasi itu sangat buruk. "Masak baru disentuh sedikit saja sudah keropos. Bagaimana nanti kalau sudah dialiri air," ujarnya.

Menurut Pariana, buruknya kualitas proyek ini disebabkan sebagian semen yang semestinya digunakan untuk proyek tersebut dijual oleh oknum yang ngesub proyek tersebut. "Karena semennya sudah berkurang lantaran dijual maka otomatis campurannya menjadi asal-asalan. Ini dilakukan oleh oknum yang ngesub proyek ini agar dapat untung lebih banyak. Lihat saja, proyek ini bagian atasnya saja yang bagus," terangnya.



Sebenarnya, kata Pariana, proyek ini sudah selesai bulan lalu tapi kemudian macet lantaran puluhan buruh yang dipekerjakan pengesub kabur karena upahnya tidak dibayar. "Buruh-buruh itu tidak mau lagi bekerja karena upahnya tidak dibayar," jelasnya.

Terhadap kondisi ini, lanjut Pariana, warga subak kemudian mempertanyakanya kepada pengesub dan pengesub berjanji akan melanjutkan pengerjaan proyek ini. "Menurut pengesub, buruh-buruh yang kabur tersebut sudah diberitahu untuk melanjutkan pengerjaanya. Tapi kok sampai sekarang proyek itu masih mangkrak,"ungkapnya.



Tidak sabar menanti, Pariana kembali menanyakan tindak lanjut proyek yang mangkrak kepada pengesub tetapi tidak mendapat jawaban yang jelas. Lanjut Pariana, pihaknya juga sudah berkoordinasi ke Dinas PULH dan pengawas proyek tersebut dan setelah dicek pengawas dari PULH mengakui kalau kualitas campuran senderan jaringan irigasi itu buruk. "Pengawas dari PULH juga mengatakan kalau kualitasnya buruk," ucapnya.

Komisi C DPRD Jembrana yang turun ke lokasi juga mengakui buruknya kualitas proyek saluran irigasi itu. "Diguyur hujan saja sudah rapuh bagaimana nanti jika dialiri air," ujar Wakil Ketua Komisi C, I Ketut Subadi. Sejatinya, kata Subadi, provinsi harus melakukan pengawasan termasuk memberikan sanksi kepada pemborongnya.

"Kita tidak tahu ada proyek ini. Propinsi harus segera menyikapi kondisi ini apalagi sekarang pengerjaannya macet. Kasihan warga subak tidak bisa turun ke sawah," pungkasnya. (dey)

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami