search
light_mode dark_mode
Banjir Samigita, DPRD Badung Minta Segera Keruk Tukad Mati

Selasa, 16 September 2025, 09:32 WITA Follow
image

beritabali/ist/Banjir Samigita, DPRD Badung Minta Segera Keruk Tukad Mati.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Banjir yang melanda sejumlah titik di Kabupaten Badung pada 10 September lalu dinilai disebabkan penyumbatan di Sungai Tukad Mati. Hal itu disampaikan Anggota DPRD Badung sekaligus Ketua Fraksi Gerindra I Wayan Puspa Negara.

Apalagi, Tukad Mati menjadi satu-satunya aliran sungai yang mengalir di kawasan Samigita (Seminyak, Legian, Kuta).

Puspa Negara mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung untuk segera berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) agar melakukan normalisasi serta pengerukan sedimentasi Tukad Mati.

Ia mencontohkan banjir di kawasan Dewi Sri, Kuta, salah satunya dipicu berkurangnya daya tampung sungai akibat sedimentasi.

"Dalam jangka pendek, untuk mengantisipasi musim hujan seperti hari ini saja air juga kembali naik, kami minta hari ini pun harusnya saluran air, gorong-gorong, segera dilakukan normalisasi. Termasuk kami minta bupati dan BWS untuk segera mengeruk sedimentasi Tukad Mati yang menjadi satu-satunya aliran air di kawasan Samigita, yang saat ini penuh terus karena hujan lebat," paparnya ditemui di Gedung DPRD Badung, Senin, (15/9/2025).

Ia menilai minimnya tindakan proaktif dari pihak terkait membuat persoalan banjir semakin berlarut. Pengerukan Tukad Mati sepanjang 5 kilometer harus segera direalisasikan untuk memitigasi potensi banjir di kawasan strategis pariwisata tersebut.

"Air di Tukad Mati ini masih dimungkinkan untuk volumenya ditambah dengan mengeruk sedimentasinya secara berkala. Ini tidak dilakukan, sehingga kami mengultimatum sebenarnya BWS sebagai pemilik sungai, demikian juga Pemerintah Kabupaten Badung, agar berkoordinasi, segera keruk Tukad Mati dari sedimentasi untuk memitigasi banjir di kawasan Samigita," bebernya.

Lebih lanjut, ia menyebut perlunya perbaikan infrastruktur secara menyeluruh, seperti memperbanyak sodetan, melakukan penggelontoran saluran air secara rutin, hingga menambah jumlah pompa air.

Dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Badung sebesar Rp11,1 triliun pada 2025, menurutnya pembangunan infrastruktur berkelas dunia seharusnya menjadi prioritas utama.

Ia juga menyinggung faktor alam berupa pasang air laut akibat fenomena Blood Moon atau gerhana bulan merah yang turut memperparah banjir.

"Meskipun pada waktu terjadi banjir kemarin di tanggal 10, ada fenomena alam memang. Efek dari bulan merah ini juga salah satunya adalah air laut pada saat itu agak pasang, sehingga ada hambatan air sungai menuju ke laut. Tetapi apapun itu, kita punya rekayasa harusnya, kita punya teknologi. Kita tidak berserah pada alam, tapi kita harus berjuang, kita harus bergerak dengan teknologi," tutupnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami